Sebelum berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi(KTT) Perubahan Iklim Internasional di Kopenhagen(7-13 Desember 2009), Perdana Mentri Nepal Madhav Kumar beserta 22 menterinya melakukan rapat kabinet, di dataran tinggi Kalapathar di kaki gunung Everest. Tindakan unik dan keren tersebut diadakan sebagai langkah persiapan untuk menghadapi KTT di Kopenhagen yang dianggap sangat penting untuk membahas langkah-langkah konkret dalam mencegah pemanasan global.

Rapat itu berlangsung di atas ketinggian 17192 kaki atau 5240 meter di atas permukaan laut, bertujuan untuk menarik perhatian dunia akan bahaya pemanasan global yang mengancam penduduk dunia dan kushusnya Nepal. Gletser telah mencair sehingga membentuk sebuah danau glasial yang besar. Dan berpotensi menjadi banjir bandang yang mengancam jutaan jiwa yang tinggal di lereng dan kaki gunung. Sekarang salju hanya tampak di puncak tertinggi Everest. Maka dari itu Nepal sangat berharap akan adanya langkah konkrit yang bisa diambil untuk mencegah "global warming pada KTT di Kopenhagen tersebut.

Sebulan sebelumnya Pemerintah negara kepulauan Maladewa mengadakan rapat kabinet di dasar Samudra Hindia.

Negara kepulauan yang membentang di samudra Hindia tersebut melaksanakan rapat kabinet di dasar samudra dengan tujuan menarik perhatian dunia untuk lebih peduli terhadap pencegahan proses "global warming", sekaligus untuk menyambut dilaksanakan KTT Perubahan Iklim Internasioanal PBB di Kopenhagen.

Aksi tersebut memang telah berhasil menyedot perhatian dunia. Hal ini terbukti aksi yang hebat dan tergolong ekstrim tersebut sekarang seakan menjadi trend bagi para pemimpin pemerintahan dunia.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Bukankah kita mempunyai kepetingan dan keterkaitan yang sama dengan negara-negara tersebut diatas akan ancaman global warming? Bukankah kita bisa mempunyai peran yang besar akan pencegahan proses global warming, karena kita mempunyai terumbu karang dan hutan tropis yang sangat luas, yang mampu mencegah global warming. Tapi kita juga perpotensi sebgai kontributor besar timbulnya emisi karbon sebagai penyebab global warming, karena kita adalah produsen minyak bumi.


Harusnya kita meniru langkah-langkah yang telah diambil oleh pemimpin pemerintahan dari Maladewa dan Nepal. Karena tindakan tersebut cukup efektif untuk menarik perhatian semua media international demi terangkatnya isu "gobal warming" di negara kita.

Menurut saya, biar nggak kalah keren, Presiden RI perlu menyelenggarakan rapat dengan menteri-menterinya di luar Istana. Misalnya di tengah belantara hutan Kalimantan atau Papua. Pasti nggak kalah seru dengan yang diatas gunung ataupun di dasar samudra.

Kalau menurut anda sendiri, dimanakah lokasi di Indonesia yang paling keren untuk rapat kabinet, sehingga dapat memancing perhatian semua media Internasional guna mengangkat isu global warming?

Sumber: dari segala sumber.
Photo : The Guardian


5 comments:

Ninneta - MissPlum said...

waaaah bahaya dong kalo rapat di hutan papua.... antara di tembak opm yah dimakan malaria atau digigit uler deh... hehehehe

makasih dah main ke blog aku ya...

salam,

ninneta

hidup untuk berbagi said...

dalam diri kita jika kita tidak waspada Hidup Untuk Berbagi

Cangkru'an Rek...!!! said...

@Ninneta:

Gak apa-apa...yang penting sensasinya Sob...yang mampu menyedot perhatian media masa seluruh dunia...itu yang kita perlukan untuk "mem-blow up" masalah global warming ini.
@Hidup untuk berbagi:
Setuju coy.....thanks atas komennya..peace..

ayu said...

save our earth lah...
dimulai dengan diri kita sendiri aja dulu ^_^
thanks infonya

apri said...

Mari kita lindungi BUMI kita

Sample Text

Powered by Blogger.
Powered By Blogger

Popular Posts

Total Pageviews