What is Mom's mean for you? The simple question with a big, big, big mention and hard to answer...

Mom's mean :

A women who had bring you in her pregnan for over than 9 month... it isn't a short day. ..

A women who loved you, much love you, take care of you from your birth until we grow up just like now..be a man, a women like now....

A women who is always gave you the best her effort to fulfill your request.... event it will be hurting herself...

Many.. many..poetry we can describe for MOM ... but those could not replace her LOVE to us...event just like a small as dust...

Remain yourself:

Have you gave her a little bit attention for her when she was talk to you?

Have you gave her a little present in her birthday or in her special moment, event just once for a year?

Have you ever gave her a big huge when she's cried?

No one can replace her in our site...., our live...

Please ask in your deep heart...What is Mom mean for YOU? What we have done to our MOM in the pass year.....

It's no time to say...."it's to late..."

Let make her happy... maybe it's only a few days left that we have together with her.... or we have to sorry... DON'T BE LATE....

Happy Mom's Day

Written by: Hasti Widiyanti


Pengumpulan koin untuk Prita hari ini akan ditutup. Walaupun gugatan atas Prita Mulyasari telah dicabut oleh pihak RS Omni Internasional, namun dukungan dari masyarakat terus mengalir. Mulai dari rakyat jelata hingga mantan menteri pun ikut bahu membahu mendukung Prita. Hal ini mengisyaratkan protes mayarakat luas terhadap sistem hukum yang tidak memihak rakyat. Proses pengadilan yang mencederai hati nurani rakyat.

Lebih dari 6 ton koin receh yang terkumpul adalah simbol perlawanan rakyat kecil, yang selama ini ditindas dan menjadi korban proses hukum, dengan mengatas-namakan keadilan. Koin adalah simbol protes, sindiran dan juga bentuk keprihatinan dari Rakyat kecil. Simbol perlawanan rakyat akan kesewenangan hukum yang menginjak-injak rakyat kecil. Hukum yang tidak mengayomi.

Rakyat semakin vokal dan cerdas dalam menggungat dan mempersoalkan proses hukum yang jelas-jelas tidak adil dan tanpa nurani. Bukan hanya kasus Prita. Lihatlah bagaimana hukuman percobaan terhadap nenek Minah oleh Pengadilan Negri Purwokerto atas tuduhan pencurian 3 buah biji kakao. Lalu coba tengok para korutor dan makelar kasus yang walaupun sangat jelas terindikasi kuat atas kejahatan mereka, tetapi sampai saat ini pun belum terjamah oleh tangan-tangan hukum.

Ada apa dengan semua ini? Ada apa dengan sistem peradilan kita? Semuanya itu mengusik nurani rakyat, kesadaran rakyat banyak akan keadilan. Dan semuanya itu kini yang menjadi penggerak rakyat, kita semua, untuk mulai saat ini ikut beraksi. Mencermati dan selalu mewaspadai segala tindak ketidak-adilan dari para aparat hukum yang korup dan menyalah-gunakan kewenangannya, demi kepentingan pribadi maupun kelompoknya.

Kasus Prita menunjukkan kalau rakyat Indonesia masih punya nurani. Rakyat bisa untuk bertindak lebih pintar dan cerdas dalam ikut menentukan arah masa depan bangsa ini. Kasus ini menginspirasikan kita semua akan kuatnya "people power". Cukuplah sudah penindasan rakyat kecil. cukuplah sudah kesewenangan para pemegang kekuasan atas rakyat kecil. Kini saatnya rakyat ikut menentukan. kini saatnya rakyat ikut bicara......Thanks to Prita. Thanks to para penggagas gerakan koin untuk Prita. Thanks to seluruh Rakyat Indonesia....




Hari Anti Korupsi Internasioanl kemarin diperingati dengan aksi demo di perbagai daerah. Segenap elemen masyarakat ikut terlibat. Mulai dari orang tua sampai anak-anak. baik dari unsur LSM, pemuda dan mahasiswa seakan-akan tidak mau melewatkan peringatan tersebut untuk menyuarakan perjuangan pemberantasan korupsi di negri ini.

Peringatan kemarin terlihat lebih semarak dari tahun-tahun sebelumnya. Selain diwarnai dengan banyaknya tokoh masyarakat dan kalangan artis yang ikut mendukung dan beraksi, peringatan tersebut terasa lebih khusus karena didahului dengan timbulnya ketegangan antara Presiden dengan kalangan aktivis anti korupsi, beberapa hari menjelang hari H peringatan. Kembalinya Bibit dan Chandra ke KPK serta diusungnya desakan transparansi kasus Bank century juga semakin menciptakan nuansa "spesial" pada pringatan hari anti korupsi kali ini.


Di Surabaya, sejumlah LSM seperti Peduli Bangsa, Barisan Banteng Merah Putih, PRD, HMI dan sejumlah mahasiswa dari beberapa Universitas terlihat ikut meramaikan peringatan. Aksi yang diwarnai dengan orasi, aksi teatrikal dan pembagian selebaran tentang desakan pemberantasan korupsi tersebut berjalan cukup aman dan tertib. Para personil keamanan tampak kooperatif, bahu membahu dengan beberapa koordinator aksi untuk mentertibkan jalannya demo, yang berlangsung di depan gedung grahadi gubernuran Surabaya.

Tampaknya masyarakat sekarang semakin telibat aktif dalam mendesak pemberantasan konrupsi. Gerakan aksi dan protes yang merebak ini sebagai cermin semakin cerdasnya masyarakat Indonesia dalam mencermati segala perkembangan yang ada. Pemberantasan korupsi di Indonesia kini memasuki tahapan baru yaitu menjadi gerakan rakyat. Gerakan ini merupakan reaksi amarah rakyat, yang mulai merasa kehilangan kepercayaan terhadap para pemimpimpin permerintahan dan wakil rakyat yang kehilangan kemampuan untuk marah terhadap kejahatan korupsi yang terjadi selama ini.

Semoga peringatan Hari Anti Korupsi Internasional kali ini menjadi momentum yang kuat bagi pemberantasan korupsi untuk memperbaiki martabat bangsa ini dengan menciptakan Indonesia yang BERSIH.

Ayo.. BERANTAS KORUPSI!! SELAMATKAN BANGSA INI !!


Sebelum berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi(KTT) Perubahan Iklim Internasional di Kopenhagen(7-13 Desember 2009), Perdana Mentri Nepal Madhav Kumar beserta 22 menterinya melakukan rapat kabinet, di dataran tinggi Kalapathar di kaki gunung Everest. Tindakan unik dan keren tersebut diadakan sebagai langkah persiapan untuk menghadapi KTT di Kopenhagen yang dianggap sangat penting untuk membahas langkah-langkah konkret dalam mencegah pemanasan global.

Rapat itu berlangsung di atas ketinggian 17192 kaki atau 5240 meter di atas permukaan laut, bertujuan untuk menarik perhatian dunia akan bahaya pemanasan global yang mengancam penduduk dunia dan kushusnya Nepal. Gletser telah mencair sehingga membentuk sebuah danau glasial yang besar. Dan berpotensi menjadi banjir bandang yang mengancam jutaan jiwa yang tinggal di lereng dan kaki gunung. Sekarang salju hanya tampak di puncak tertinggi Everest. Maka dari itu Nepal sangat berharap akan adanya langkah konkrit yang bisa diambil untuk mencegah "global warming pada KTT di Kopenhagen tersebut.

Sebulan sebelumnya Pemerintah negara kepulauan Maladewa mengadakan rapat kabinet di dasar Samudra Hindia.

Negara kepulauan yang membentang di samudra Hindia tersebut melaksanakan rapat kabinet di dasar samudra dengan tujuan menarik perhatian dunia untuk lebih peduli terhadap pencegahan proses "global warming", sekaligus untuk menyambut dilaksanakan KTT Perubahan Iklim Internasioanal PBB di Kopenhagen.

Aksi tersebut memang telah berhasil menyedot perhatian dunia. Hal ini terbukti aksi yang hebat dan tergolong ekstrim tersebut sekarang seakan menjadi trend bagi para pemimpin pemerintahan dunia.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Bukankah kita mempunyai kepetingan dan keterkaitan yang sama dengan negara-negara tersebut diatas akan ancaman global warming? Bukankah kita bisa mempunyai peran yang besar akan pencegahan proses global warming, karena kita mempunyai terumbu karang dan hutan tropis yang sangat luas, yang mampu mencegah global warming. Tapi kita juga perpotensi sebgai kontributor besar timbulnya emisi karbon sebagai penyebab global warming, karena kita adalah produsen minyak bumi.


Harusnya kita meniru langkah-langkah yang telah diambil oleh pemimpin pemerintahan dari Maladewa dan Nepal. Karena tindakan tersebut cukup efektif untuk menarik perhatian semua media international demi terangkatnya isu "gobal warming" di negara kita.

Menurut saya, biar nggak kalah keren, Presiden RI perlu menyelenggarakan rapat dengan menteri-menterinya di luar Istana. Misalnya di tengah belantara hutan Kalimantan atau Papua. Pasti nggak kalah seru dengan yang diatas gunung ataupun di dasar samudra.

Kalau menurut anda sendiri, dimanakah lokasi di Indonesia yang paling keren untuk rapat kabinet, sehingga dapat memancing perhatian semua media Internasional guna mengangkat isu global warming?

Sumber: dari segala sumber.
Photo : The Guardian



I'm Back where I belong
My Friends... long to see
I missed you all so much

I took 6 months off
I'm sorry all my pals
on the bloggesphere
It doesn't matter what I do
Always end up here with you

so, being back on the blog
Is a bright spot
and I really look forward to chatting it up
with you 're all again.
Happy blogging...



An Expert said that Indonesia would have five million HIV/AIDS cases in 2010. The number was based on estimation of HIV/AIDS sufferers who came to the hospitals accounting for not more than one tenth of the total number of people who infected with the deadly virus in Indonesia.

Based on data at the Ministry of Health, up to September 2009, a total o 18,422 HIV/AIDS sufferers were recorded in Indonesia, with men-women ratio of 3:1. And almost all provinces across Indonesia had HIV/AIDS cases.
The Number of reported HIV/AIDS cases will reach 93,000 - 130,000 in 2010, which is merely the top of iceberg. Or only 5 - 10 percent of total number of HIV/AIDS sufferers in Indonesia.

The highest number of HIV/AIDS cases occurred in five provinces, namely Papua 17.9 percent of the national figure, Bali 5.3 percent, Jakarta 3.8 percent, Riau Islands 3.4 percent and West Kalimanta 2.2 percen of the overall number in Indonesia.

According to the latest data about 49.57 percent of HIV/AIDS cases involved people in the 20-29 years age group, 29.84 percent in the 30-39 years age group and 8.71 percent occurred in the 40-49 years age group. And sexual intercourse had now become the most frequent cause of the spread of HIV/AIDS in the society, accounting of 50 percent of the total number of sufferers. While the use of syringes only 40.7 percent and the spread of HIV?AIDS among certain groups such as homosexuals and transexuals reached only 3-4 percent.


Source: Antara
Picture: Huffington Post

Sample Text

Powered by Blogger.
Powered By Blogger

Popular Posts

Total Pageviews